Sabtu, 05 November 2016

13 Sifat Suami Yang Bertanggung Jawab Dalam Keluarga


Dan bergaullah dengan mereka (isteri) secara baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’: 19)

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya” (HR. Ibnu Majah)

“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya” (HR Tirmidzi)

1. Ia senantiasa mengajak isterinya untuk menjadi wanita yang selalu beriman dan bertakwa kepada-Nya.



2. Ia senantiasa berusaha menjadikan rumah sebagai surga bagi isteri dan anak-anaknya.

3. Ia senantiasa berusaha untuk bertanggungjawab atas segala kebutuhan nafkah isteri dan anaknya dengan rezeki yang halal.

4. Ia senantiasa membimbing isterinya menjadi seorang isteri yang selalu taat kepada suami.

5. Ia senantiasa bersikap ramah dan penyayang kepada isteri dan anak-anaknya.

6. Ia selalu menjaga cinta dan kasih sayangnya kepada isterinya. Pantang baginya untuk mengabaikan istrinya karena berpaling kepada wanita lain.

7. Ia senantiasa berusaha untuk menasehati isterinya di saat khilaf dan berbuat kesalahan. Dan tak segan-segan ia memaafkannya.

8. Ia senantiasa berusaha bersabar dalam menyikapi (misalnya) sifat buruk isterinya. Ia dengan telaten akan mengarahkannya untuk berubah menjadi lebih baik.

9. Ia senantiasa berusaha untuk lebih mengingat kebaikan isterinya dibanding dengan mengungkit-ungkit keburukannya.

10. Ia senantiasa berusaha menyelesaikan setiap permasalahan rumah tangga dengan sebaik-baiknya dan tak mudah menceritakannya kepada orang lain.

11. Ia senantiasa berusaha menjadi pemimpin yang baik dan bijak serta menjadi contoh yang baik bagi isteri dan anak-anaknya.

12. Ia selalu punya waktu untuk berkumpul santai bersama isteri dan anak-anaknya.

13. Dan ia tidak merasa berat hati untuk memberi maaf kepada isterinya jika berbuat khilaf, serta tidak merasa rendah diri untuk meminta maaf kepada isterinya jika ia berbuat khilaf.

Renungan untuk para Suami

Sebenarnya seorang suami ketika membaca atau mendengar hadits diutamakannya berbakti kepada ibu 3 kali tanpa ber-underestimate bakti kepada ayah, ia JANGAN cuma menoleh pada ibunya sendiri. Melainkan, ia harus lihat istrinya. Istrinya juga sudah banyak berkorban untuk dirinya, dan anak-anaknya. Suami tentu takkan mau melahirkan anak.

Juga, seorang suami ketika membaca atau mendengar hadits kufraan al-asyiir (kufur terhadap suami), jangan langsung menuding istrinya akan kufur nikmat nantinya dengan lidahnya. Lebih-lebih, merasa aman bahwa suami itu takkan pernah kufur nikmat. Inilah. Lelaki kadang terjebak dengan keegoan dan kesombongannya sendiri. Mengira bahwa dirinya selalu bersyukur terhadap istri. Padahal, bisa jadi seorang suami tidak mengingat jasa-jasa istri pada dirinya dan anak-anaknya, lalu membenci istrinya dan hobi mengorek kesalahannya. Istri salah sedikit langsung dimarahi. Giliran dirinya yang jelas salah, langsung berdalih dengan dalil bahwa istri harus taat pada suami.

Kita meminta kepada Allah Ta'ala agar dijauhkan dari sifat congkak yang kadang ternobatkan di dalam kepala-kepala suami; yang tak menghargai perempuan pada derajatnya. Padahal, perempuan melahirkan betapa payahnya; menyusui dan mentarbiyah betapa lamanya. Kufur nikmat tidak hanya berpotensi pada istri-istri, melainkan suami-suami juga punya potensi. Allahul musta'an.

Suami-suami yang keras kepala, dan tidak bisa dinasehati manusia, maka sejatinya sedang menunggu ditegur oleh Penciptanya. Mereka merasa superpower di atas keluarga. Namun lupa bahwa di mata Allah al-Aliy al-Kabiir, mereka tidak seberapa.

Kita berlindung pada Allah as-Sittir dari karakter egois yang berlebihan dan meracuni kejiwaan.

(Copas dari ustadz Hasan Al Jaizy)

==========================

Dan bergaullah dengan mereka (isteri) secara baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’: 19)

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya” (HR. Ibnu Majah)

“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya” (HR Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar